Tahap hafalan (Tahfidz)
Setelah berta’aruf baru melakukan proses menghafal. Tahapan diatas tadi cukup difahami saja dan dijadikan pengingat apabila sewaktu-waktu kita merasa kesulitan. Didalam pelaksanaan ya’ni teori menghafal sebenarnya ini sangat bergantung pada kondisi /dzuruf si penghafal. Akan tetapi agar mendapat gambaran bagaimana cara menghafal yang baik, maka perlu mengetahui metode tahapan ini.
Pertama: Membaca pelan pelan dan mencoba memahami ma’nanya dari apa yang ingin kita hafal dipagi hari dan pada malam hari sebelum tidur. Hal ini sangat bermanfa’at untuk mempermudah menghafal dipagi harinya. Lebih baik dilakukan setelah sholat subuh (tergantung), mulai menghafal Al-Qur’an secara tadarruj dimulai dari jumlatan fa jumlatan (kalimat per kalimat) bukan ayat per ayat. Setelah hafal (membaca tanpa melirik/mengcopy mushaf Al-Qur’an) satu kalimat, baru berpindah ke kalimat yang lain. Setelah dari kalimat, baru kemudian menghafal satu ayat.
Kedua: Setelah hafal satu ayat boleh berpindah ke ayat lain, dan temukan keserasian dalam dua ayat ini. Sangat sering terjadi, ayat Al-Qur’an ini memiliki satu tema setiap separuh halaman. Setelah hafal setengah halaman, maka diulangi lagi dari awal dan tidak berpindah ke ayat lain sebelum ayat-ayat yang sudah dihafal benar-benar kokoh dan kuat.
Ketiga: Dianjurkan menghafal satu halaman setiap harinya. Agar nanti yang terlukis diingatan kita adalah seperti membuka Al-Qur’an, satu disisi kanan dan satu lagi disisi kiri. Terlebih sangat )wajib) untuk menyetorkan hafalan yang baru kita hafal (bermusyafahah) kepada Syaikh atau Guru. Bukan saja karena menjaga agar apa yang kita hafal ini sudah benar kalimat perkalimatnya, akan tetapi juga sangat bermanfa’at sebagai latihan dalam hafalan kita. Karena seperti layaknya yang lain, semakin sering dilatih maka akan semakin mahir.
0 Response to "Tahap hafalan (Tahfidz)"
Posting Komentar